Hari ke 13 #dirumahaja

by - Maret 30, 2020


Awal tahun 2020 disambut dengan duka cita karena hujan deras yang mengguyur ibu kota hingga pagi hari yang mengakibatkan banjir dimana-mana. Saya yang berdomisili di depok sangat senang ketika hujan turun menuju pergantian tahun, selain emang ga suka kemana-mana pas tahun baru.. tidur rasanya nyenyak cui pas ujan awet, adeeem giduu! secara depok tu hot bangeud, jadi ya yess ini ni yang ditunggu-tunggu “ujan” secara musim hujan yang biasanya dimulai dari bulan yang ada ber-ber nya tapi tahun 2019 kok rasanya kemarau panjang gitu panazz! Ada yang bilang kita lagi mengalami yang namanya perubahan iklim sehingga pergantian musim pun ga bisa ditebak, begitu juga para petani yang mengeluh karena gagal panen di beberapa tahun belakangan ini. Saya pun belum mengerti banyak tentang perubahan iklim, jadi belum bisa menjelaskan secara detail.

Dan hari ini dibulan maret 2020 tepatnya tanggal 28 saya menulis artikel ini pun tampaknya dunia masih tidak ramah. Covid-19 yang berawal dari kota Wuhan, China sudah menyebar keberbagai penjuru dunia salah satunya ialah negeri kita tercinta, Indonesia.

Yang awalnya cuma baca berita dan liat gimana chaos nya keadaan di wuhan, ternyata kita pun sekarang mengalaminya, masih ga nyangka bisa sampai disini.

Posisi saya yang bekerja di salah satu perusahaan swasta di Jakarta membuat saya tetap harus bekerja ditengah pandemic ini dan tampaknya kantor saya ini tidak akan memberikan kebijakan untuk work from home jika pemerintah hanya memberi imbauan untuk bekerja dirumah, bukan instruksi atau larangan.

Bekerja di pusat kota membuat saya memutuskan untuk kost sehingga jarak ke kantor bisa ditempuh hanya dengan berjalan kaki. Tapi saat saya menyempatkan untuk pulang ke depok ditanggal 20 maret 2020 saya belum juga dibolehkan kerja hingga hari ini, bukan oleh pihak kantor tapi oleh ibu saya sendiri.  Bukan lagi larangan tapi perintah untuk #dirumah aja selama pemerintah belum menyatakan aman. Saya sendiri sebenarnya merasa sangat tidak keberatan dengan perintah kali ini karena jumlah pasien yang dinyatakan positif covid-19 dan jumlah kematian yang terus meningkat membuat saya sendiri pun was-was dan khawatir untuk keluar rumah.

Perang melawan virus ini pastinya membuat stabilitas ekonomi Indonesia menurun, begitu juga dunia. Bisa dilihat dari beberapa perusahaan yang mengharuskan untuk tutup demi memutskan rantai virus ini. Mulai dari tutupnya mall, tempat wisata, restaurant, hotel, maskapai penerbangan, dll. Begitu juga banyaknya pekerja harian seperti ojek online, kuli bangunan atau starling starbucks keliling dimana ini menjadi salah satu alasan mengapa Indonesia belum memutuskan untuk lockdown. Meski begitu kita harus tetap mempertimbangkan keselamatan warga Negara Indonesia, jangan sampai si novel corona ini semakin menjadi-jadi. Hari ini sudah mulai dilakukan penyemprotan disenfektan di gerbang masuk komplek bukan penyemprotan fogging lagi seperti beberapa hari sebelumnya wkwk. Anw, kenapa mesti nunggu pasien positif corona 1000 dulu baru disemprot dimana-mana, tapi pas masih 2 orang belum ada penindakan macam ni. Masjid pun sudah mengumumkan untuk solat dirumah masing-masing.

Mungkin di hari ke 13 #dirumahaja ini sebagian orang sudah ada yang mulai merasa oleng karena masih harus stay at home, dan saya sendiri merasa #dirumahaja bukan hal yang aneh karena disaat weekend atau long weekend pun seringkali hanya diam dirumah, kalo keluar paling ke indomaret atau potong rambut di salon yang masih jalan kaki dari rumah.

Semoga kita semua tetap diberi kesehatan, yang sakit segera disehatkan, diberi kesabaran, kelapangan hati, keikhlasan, ketenangan dan berdoa semua kembali normal seperti biasa amin. Please tetap #dirumahaja sampe semua dinyatakan aman dan nol kasus covid-19 ini.

You May Also Like

0 komentar